Senator Chuck Grassley dari Partai Republik Amerika Serikat telah mengajukan sebuah rancangan undang-undang (RUU) yang mewajibkan persetujuan Kongres untuk penerapan tarif baru. Langkah ini menyusul pengumuman tarif baru oleh Presiden AS Donald Trump terhadap berbagai barang impor. Grassley, yang mewakili Iowa, sebuah negara bagian yang sangat bergantung pada perdagangan pertanian global, bermitra dengan Senator Demokrat Maria Cantwell dari Washington untuk RUU “Trade Review Act of 2025”. RUU tersebut mengharuskan Kongres menyetujui tarif baru dalam 60 hari atau otomatis akan diblokir.
Latar Belakang RUU
-
Grassley dan Cantwell bertindak sehari setelah empat Senator Republik mendukung upaya pencabutan tarif Trump atas barang-barang Kanada, menunjukkan perpecahan dalam Partai Republik.
-
Meskipun langkah-langkah ini diambil, kemungkinan RUU tidak akan menjadi undang-undang mengingat mayoritas politikus Republik mendukung kebijakan Trump.
Reaksi Terhadap Kebijakan Tarif Trump
-
Kekhawatiran akan resesi dipicu oleh langkah agresif Trump, yang menyebabkan terjadi penurunan di Wall Street.
-
Meskipun Trump meyakini bahwa tarif akan meningkatkan pendapatan federal dan mendorong manufaktur kembali ke AS, para ekonom skeptis.
Sikap Anggota Partai Republik
-
Beberapa anggota Partai Republik, termasuk Jerry Moran, James Lankford, dan Susan Collins, mengungkapkan kekhawatiran dan kejanggalan terhadap penerapan tarif Trump, terutama pada sekutu AS.
-
Meskipun Senator seperti Rand Paul dan Mitch McConnell mendukung resolusi penolakan terhadap tarif, kritik dari dalam Partai Republik masih merupakan minoritas.
Sudut Pandang dan Harapan
-
Grassley, yang menekankan kewenangan Kongres dalam masalah perdagangan, tidak secara langsung mengritik Trump.
-
Senator lain, termasuk John Barrasso, tetap mendukung visi jangka panjang Trump untuk mengembalikan manufaktur ke AS, meskipun pendapat publik cenderung lebih skeptis terhadap manfaat tarif impor.
Meskipun upaya Grassley dan beberapa Senator Republik lainnya mencerminkan ketidaksetujuan pada kebijakan tarif Trump, posisi mayoritas dalam DPR dan Senat AS saat ini tetap mendukung presiden.